Ta'aruf dari bahasa Arab artinya adalah 'mengenal', kita persempit disini jadi mengenal calon pasangan. Ta'aruf disini dimaksudkan untuk pendekatan dan mengenal calon pasangan lebih dalam tanpa proses pacaran.
Apa bedanya dengan pacaran?
Beda! Ta'aruf tujuannya untuk nikah. Pacaran? Bisa macam-macam tujuannya. Ta'aruf kalau cocok, lanjut ke lamaran. Kalau tidak cocok? Langsung stop. Prosesnya jelas dan tidak sampai bertahun-tahun. Biasanya maksimal ta'aruf hanya makan waktu 3 bulan, kalau pacaran? Ada yg sampai 7 tahun bahkan lebih tanpa kejelasan. Ta'aruf ada yang mendampingi. Bisa keluarga, atau pihak ketiga lain seperti guru ngaji. Pacaran? Tahu sendirilah. Ta'aruf lebih terbuka, semua pertanyaan tentang kondisi kita sekarang, biasanya sudah disiapkan sebelum ketemu. Kalau pacaran? Santai.. Jalani dulu, liat gimana nanti. Restu? Belakangan. Potensi dosanya besar.
Terus kalau sudah tahu, lalu apa saja proses Ta'aruf selanjutnya yang harus dijalani?
Jadi dalam proses Ta'aruf, kemuliaan dan kesucian wanita sangat terjaga. Bukan juga beli kucing dalam karung. Proses Ta'aruf serba terbuka, bahkan kalau diminta, riwayat penyakit atau general check up harus diberi. Yang paling penting, mereka yang ta'aruf adalah orang-orang yang sudah serius untuk menikah. Kalau yang pacaran? heheh.
Dalam Ta'aruf, benar-benar mencari tahu siapa calon pasangannya dari visi, sifat, riwayat tanpa ada kontak fisik (zina). Peran orangtua dalam Ta'aruf tetap penting. Wanita yang tidak dapat restu wali, juga tetap tidak bisa menikah.
Dalam Ta'aruf haruskah masa lalu diceritakan?
Karena ini menyangkut Akad Nikah yang rusak kalau disembunyikan. Ternyata iya, harus dikasi tahu.
Karena banyak perdebatan apakah masa lalu wajib diceritakan atau tidak, saya bahas sedikit yah. Awalnya jauh sebelum nonton film Omar, saya pernah baca sejarah Umar yg melarang pezina menceritakan masa lalunya itu. Saya tidak tahu apakah riwayat itu shahih atau tidak, karena saya tidak ingat baca dimana. Sudah cari tapi tidak ketemu-ketemu. Orang tua yang dimarahi Umar itu sepertinya inisiatif membuka aib itu datang dari dirinya, bukan dalam konteks menjawab.
Ada ulama yang justru menyuruh calon itu jujur ketika calonnya menanyakan tentang masa lalu tersebut dan wajib menceritakan. Alasannya, Akad Nikah akan rusak ketika Ijab Qabul, seperti menyembunyikan cacat pada barang yg dijual, itu dilarang. Misal, anda pernah melakukan sesuatu di masa lalu, anda tutupi ketika ditanya, itu sudah bohong pertama. Kemudian, kalau misalnya apa yang telah anda lakukan dan bohongi ketika ditanya di awal itu ketahuan setelah nikah? Parahnya, kebohongan itu terbongkar lewat orang lain. Pernikahan di awal itu akan hancur berantakan dalam sekejab. Lebih gawat lagi kalau ketahuan setelah puluhan tahun kemudian dan sudah punya anak. kalau tidak ditanyai masa lalunya buat apa juga disebar-sebar. Makanya, paling aman itu jaga diri tidak usah pacar-pacaran. Nanti kalau sudah kebablasan, mau nikah bingung jadinya. Pondasi awal rumah tangga adalah kejujuran. Bagaimana mungkin akan bisa dibangun dengan dusta di awal?
Apa bedanya dengan pacaran?
Beda! Ta'aruf tujuannya untuk nikah. Pacaran? Bisa macam-macam tujuannya. Ta'aruf kalau cocok, lanjut ke lamaran. Kalau tidak cocok? Langsung stop. Prosesnya jelas dan tidak sampai bertahun-tahun. Biasanya maksimal ta'aruf hanya makan waktu 3 bulan, kalau pacaran? Ada yg sampai 7 tahun bahkan lebih tanpa kejelasan. Ta'aruf ada yang mendampingi. Bisa keluarga, atau pihak ketiga lain seperti guru ngaji. Pacaran? Tahu sendirilah. Ta'aruf lebih terbuka, semua pertanyaan tentang kondisi kita sekarang, biasanya sudah disiapkan sebelum ketemu. Kalau pacaran? Santai.. Jalani dulu, liat gimana nanti. Restu? Belakangan. Potensi dosanya besar.
Terus kalau sudah tahu, lalu apa saja proses Ta'aruf selanjutnya yang harus dijalani?
- Pertama, siapkan data diri dengan lengkap. Siapin juga kriteria calon kamu dan visi kamu tentang pernikahan secara tertulis.
- Kedua, setelah ada calon yang 'diincar', kamu bisa menyerahkan biodata tadi dan saling bertukar biodata. Di tahap ini tukaran biodata ini, udah mulai ada kemungkinan lanjut atau tidak. Kalau tak cocok, stop ta'aruf. Kenapa bisa stop? karena di biodata tadi sudah tertulis rinci gambaran calon pasangan. Soalnya ada yang kriterianya misal harus suku tertentu, hafalan Qur'an sekian juz dan lain-lain. Langsung kelihatan.
- Kalau banyak kecocokan dengan kriteria, langkah selanjutnya adalah bertemu wajah langsung dengan calon. Bertemu langsung untuk lebih meyakinkan karena foto biodata bisa aja beda. Mungkin aslinya lebih cakep.
- Karena dalam Ta'aruf biasanya keluarga dari awal disarankan untuk terlibat, langkah selanjutnya pertemuan keluarga. Kalau sudah sama-sama cocok, Taaruf dilanjutkan dengan lamaran atau pinangan dan pernikahan. Kalau keluarga tidak dilibatkan dari awal, setelah pertemuan langsung tadi dianjurkan untuk segera memberi tahu.
Jadi dalam proses Ta'aruf, kemuliaan dan kesucian wanita sangat terjaga. Bukan juga beli kucing dalam karung. Proses Ta'aruf serba terbuka, bahkan kalau diminta, riwayat penyakit atau general check up harus diberi. Yang paling penting, mereka yang ta'aruf adalah orang-orang yang sudah serius untuk menikah. Kalau yang pacaran? heheh.
Dalam Ta'aruf, benar-benar mencari tahu siapa calon pasangannya dari visi, sifat, riwayat tanpa ada kontak fisik (zina). Peran orangtua dalam Ta'aruf tetap penting. Wanita yang tidak dapat restu wali, juga tetap tidak bisa menikah.
Dalam Ta'aruf haruskah masa lalu diceritakan?
Karena ini menyangkut Akad Nikah yang rusak kalau disembunyikan. Ternyata iya, harus dikasi tahu.
Karena banyak perdebatan apakah masa lalu wajib diceritakan atau tidak, saya bahas sedikit yah. Awalnya jauh sebelum nonton film Omar, saya pernah baca sejarah Umar yg melarang pezina menceritakan masa lalunya itu. Saya tidak tahu apakah riwayat itu shahih atau tidak, karena saya tidak ingat baca dimana. Sudah cari tapi tidak ketemu-ketemu. Orang tua yang dimarahi Umar itu sepertinya inisiatif membuka aib itu datang dari dirinya, bukan dalam konteks menjawab.
Ada ulama yang justru menyuruh calon itu jujur ketika calonnya menanyakan tentang masa lalu tersebut dan wajib menceritakan. Alasannya, Akad Nikah akan rusak ketika Ijab Qabul, seperti menyembunyikan cacat pada barang yg dijual, itu dilarang. Misal, anda pernah melakukan sesuatu di masa lalu, anda tutupi ketika ditanya, itu sudah bohong pertama. Kemudian, kalau misalnya apa yang telah anda lakukan dan bohongi ketika ditanya di awal itu ketahuan setelah nikah? Parahnya, kebohongan itu terbongkar lewat orang lain. Pernikahan di awal itu akan hancur berantakan dalam sekejab. Lebih gawat lagi kalau ketahuan setelah puluhan tahun kemudian dan sudah punya anak. kalau tidak ditanyai masa lalunya buat apa juga disebar-sebar. Makanya, paling aman itu jaga diri tidak usah pacar-pacaran. Nanti kalau sudah kebablasan, mau nikah bingung jadinya. Pondasi awal rumah tangga adalah kejujuran. Bagaimana mungkin akan bisa dibangun dengan dusta di awal?
Dico-pas dari @TweetNikah dengan hashtag #taaruf dan
Diedit dari pihak CM namun tidak mengubah isi dari tweetnya.
Diedit dari pihak CM namun tidak mengubah isi dari tweetnya.
0 komentar:
Posting Komentar